YANGON—Pihak berwenang Myanmar telah menangkap seorang warga negara Jepang yang bekerja untuk raksasa ritel Aeon karena diduga menjual beras dengan harga yang sangat tinggi, kata junta, sementara Tokyo menuntut pembebasannya segera.
Hiroshi Kasamatsu, direktur Aeon Orange, yang mengelola beberapa supermarket di Myanmar, ditahan setelah penyelidikan terhadap penggilingan padi dan supermarket, kata tim informasi junta pada Minggu malam.
Kasamatsu dan tiga warga negara Myanmar diduga melanggar harga acuan berdasarkan Undang-Undang Persediaan dan Layanan Esensial dan “menjual beras dengan harga lebih tinggi dengan tujuan menciptakan kekacauan ekonomi”, katanya.
Tidak diberikan rincian kapan Kasamatsu ditangkap atau di mana dia ditahan.
“Kami memahami bahwa warga negara Jepang tersebut sedang diinterogasi di kantor polisi di Yangon,” kata juru bicara pemerintah Jepang Yoshimasa Hayashi kepada wartawan di Tokyo.
Seorang pengacara telah bertemu dengan Kasamatsu pada hari Minggu dan mengatakan kepada pejabat Kedutaan Besar Jepang “bahwa tidak ada yang salah dengan kesehatannya,” katanya.
“Kami… menyerukan pihak berwenang setempat untuk segera membebaskannya,” kata Hayashi.
AFP tidak dapat menghubungi kedutaan Jepang di Yangon untuk memberikan komentar.
Seorang juru bicara Aeon mengatakan kepada AFP bahwa Kasamatsu mengepalai Divisi Komoditas anak perusahaan lokal Aeon di Myanmar.
Harga beras, makanan pokok di Myanmar, telah naik lebih dari dua kali lipat dalam beberapa bulan terakhir, menurut para pedagang, sementara media pemerintah menyalahkan fenomena cuaca El Nino dan para penimbun pasar.
Konflik antara militer dan penentang kudeta tahun 2021 juga telah mengganggu penanaman, panen, dan pengangkutan beras, kata para analis.
Aeon Orange menjalankan beberapa supermarket di pusat komersial Yangon.
Ketiga warga negara Myanmar yang ditahan bekerja untuk perusahaan ritel lokal.