Industri fesyen, sebuah tontonan gaya dan inovasi yang terus berkembang, beroperasi dalam ritme siklus, dengan tren yang naik dan turun seperti gelombang. Gelombang-gelombang ini adalah sumber kehidupan industri, membimbing para desainer, pengecer, dan konsumen.
Inti dari dinamika ini adalah lima tahapan siklus hidup tren mode: pengenalan, kenaikan, puncak, penurunan, dan keusangan.
1. Kelahiran dan Perkenalan
Tahap perkenalan adalah tempat keajaiban dimulai. Ini adalah asal mula gaya baru, sering kali lahir di studio kreatif rumah mode besar atau buku sketsa desainer visioner.
Para trendsetter ini, termasuk ikon seperti Diane von Furstenberg, memainkan peran penting dalam membentuk masa depan mode. Pada fase awal ini, gaya-gaya baru biasanya bersifat eksklusif, disajikan dalam jumlah terbatas, dan seringkali memiliki harga yang tinggi.
Eksklusivitas ini menciptakan daya tarik dan keinginan, sehingga menjadi landasan bagi pertumbuhan tren. Pekan mode di seluruh dunia, dari Paris hingga Milan, berfungsi sebagai platform di mana gaya-gaya baru ini dipamerkan. Pengaruh peristiwa-peristiwa ini sangat besar, karena peristiwa-peristiwa ini sering kali menentukan arah narasi di musim mendatang.
2. Mendapatkan Momentum
Saat memasuki tahap kebangkitan, ia berkembang dari ide baru menjadi gerakan yang berkembang. Inilah saatnya tren mulai mendapatkan visibilitas dan penerimaan di kalangan khalayak yang lebih luas. Influencer, selebritas, dan individu yang menyukai mode memainkan peran penting dalam fase ini, bertindak sebagai penguat tren.
Ketika suatu gaya diadopsi oleh tokoh populer atau terlihat di karpet merah, gaya tersebut memperoleh kredibilitas dan keinginan di kalangan massa. Selama tahap kenaikan, tren mulai menjadi lebih mudah diakses.
Pengecer dan merek, mengamati meningkatnya minat, mulai memasukkan tren ke dalam koleksi mereka. Hal ini terutama terlihat pada merek-merek fast-fashion, yang mahir menerjemahkan konsep-konsep fashion kelas atas dengan cepat menjadi produk-produk yang terjangkau.
Dampak Fast Fashion
Hal ini berdampak signifikan terhadap seberapa cepat tren meningkat. Merek seperti Zara dan H&M dapat mengubah tren dari awal hingga menjadi ritel dalam hitungan minggu, sehingga mendorong momentumnya.
Perubahan haluan yang cepat ini memenuhi keinginan konsumen terhadap model terbaru, namun juga menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan dan implikasi etis dari siklus produksi yang cepat tersebut.
3. Popularitas Puncak
Tahap puncaknya adalah puncak siklus hidupnya. Ini adalah saat dimana barang tertentu sedang paling populer, terlihat di mana-mana mulai dari toko-toko kelas atas hingga ruang kantor.
Gayanya tidak lagi eksklusif; sekarang tersedia secara luas di berbagai titik harga, sehingga dapat diakses oleh spektrum konsumen yang luas. Selama tahap ini, pasar mengalami kejenuhan tren.
Ini menjadi pemandangan umum dalam iklan, editorial, dan media sosial. Tahap puncak mewakili titik di mana tren memiliki dampak paling signifikan terhadap pasar, memengaruhi pola pembelian konsumen, dan menentukan arah berbagai koleksi.
Permintaan Pasar dan Analisis
Memahami permintaan pasar sangat penting selama tahap puncak. Merek dan pengecer menggunakan alat analisis canggih, seperti analisis mode AI dan Heuritech, untuk mengukur minat konsumen dan mengelola inventaris. Pendekatan berbasis data ini membantu memaksimalkan keuntungan sekaligus memastikan bahwa pasar tidak terlalu cepat jenuh.
4. Tolak
Seperti semua hal, apa yang naik pasti turun. Tahap kemunduran mengikuti puncaknya, ditandai dengan hilangnya popularitas secara bertahap. Pergeseran ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kejenuhan pasar, kelelahan konsumen, atau munculnya tren baru.
Selama fase penurunan, konsumen mulai menjauh dari tren dan mencari gaya yang lebih segar. Pengecer mungkin menurunkan harga untuk mengosongkan persediaan, dan tren tersebut perlahan mulai menghilang dari platform terkenal.
Tahap ini menandai awal dari berakhirnya tren, karena tren tersebut kehilangan relevansi dan daya tariknya. Fast fashion memainkan peran penting dalam percepatan tahap penurunan. Pesatnya produksi dan pergantian gaya membuat konsumen terus-menerus dihadapkan pada pilihan-pilihan baru, sehingga memperpendek umur tren tertentu.
5. Keusangan
Keusangan adalah tahap akhir dari siklus hidup suatu tren. Pada fase ini, tren dianggap ketinggalan jaman, tidak lagi modis atau diminati. Gaya yang dulunya mendominasi lemari pakaian dan pajangan toko kini menjadi peninggalan masa lalu, sering kali digantikan oleh tren yang lebih baru dan kontemporer.
Tahap ini merefleksikan sifat fesyen yang bersifat sementara, di mana barang-barang yang wajib ada saat ini menjadi tren yang terlupakan di masa depan. Namun, dunia penuh dengan contoh tren yang kembali muncul secara luar biasa.
Gaya yang dianggap usang dapat direvitalisasi, seringkali dengan sentuhan modern, yang menggambarkan pola siklus dunia mode. Kebangkitan ini terkadang didorong oleh nostalgia, kerinduan akan estetika masa lalu, atau penafsiran ulang gaya klasik oleh desainer dan influencer generasi baru.
Gaya Vintage dan Retro
Konsep fesyen vintage dan retro memainkan peran penting dalam kebangkitan tren usang. Ketika konsumen menjadi lebih sadar akan keberlanjutan dan dampak lingkungan dari fast fashion, apresiasi terhadap pakaian abadi dan gaya klasik semakin meningkat.
Pergeseran ini telah menyebabkan kebangkitan tren dari dekade sebelumnya, bahkan terkadang memadukan elemen dari era yang berbeda untuk menciptakan tampilan yang unik dan eklektik.
Faktor eksternal
Pilihan populer bukan hanya manifestasi internal kreativitas desainer tetapi juga hasil berbagai pengaruh eksternal. Faktor-faktor ini memainkan peran penting dalam menentukan bagaimana ia berevolusi melalui siklus hidupnya, yang berdampak pada segala hal mulai dari diperkenalkan hingga akhirnya menjadi usang.
Media Sosial dan Pengaruh Digital
Era digital telah merevolusi industri fashion, khususnya melalui pengaruh media sosial. Platform seperti Instagram, Pinterest, dan TikTok telah menjadi pemain kunci dalam penentu tren.
Influencer dan selebritas menggunakan platform ini untuk menampilkan gaya baru, dan langsung menjangkau jutaan pengikut. Paparan global ini mempercepat adopsi tren, mendorongnya dengan cepat dari tahap pengenalan hingga tahap puncak.
Peramalan
Kemajuan teknologi, khususnya di bidang AI dan analisis data, telah mengubah cara prediksi dan analisis tren. Merek fesyen kini menggunakan algoritme canggih untuk menganalisis perilaku konsumen, tren media sosial, dan bahkan faktor sosial ekonomi global.
Pendekatan berbasis data ini membantu mengantisipasi permintaan pasar, memungkinkan merek menyesuaikan desain dan strategi mereka.
Selebriti dan Influencer
Selebriti dan influencer mempunyai kekuatan yang signifikan dalam industri fashion. Penampilan publik mereka, pilihan karpet merah, dan gaya pribadi mereka dapat membuat sebuah tren menjadi sorotan. Satu pakaian yang dikenakan oleh selebriti terkenal dapat memicu lonjakan permintaan, sehingga dengan cepat meningkatkan tren melalui tahap kenaikan.
Peristiwa Global
Kondisi ekonomi dan peristiwa global juga mempengaruhi tren tersebut. Di saat perekonomian sedang lesu, sering kali terjadi pergeseran ke arah pilihan yang lebih praktis dan berjangka panjang.
Sebaliknya, periode kemakmuran dapat mendorong tren yang lebih eksperimental dan mewah. Selain itu, peristiwa global seperti pandemi ini telah menyebabkan perubahan dalam dunia fesyen, seperti meningkatnya penggunaan pakaian rumah yang nyaman dan fokus baru pada keberlanjutan.
Pergeseran Budaya
Pergerakan budaya dan perubahan nilai-nilai konsumen berdampak signifikan terhadap tren fesyen. Seiring dengan semakin sadarnya masyarakat terhadap isu-isu lingkungan, terdapat peningkatan permintaan akan fesyen yang diproduksi secara ramah lingkungan dan beretika.
Pergeseran ini menyebabkan peningkatan bahan dan praktik ramah lingkungan di industri fesyen. Demikian pula, tren budaya seperti gerakan kepositifan tubuh memengaruhi jenis gaya yang menjadi populer, sehingga mendorong inklusivitas dan keragaman dalam mode.
FAQ
Apa aturan 5 dalam fashion?
Aturan 5 adalah pedoman untuk menciptakan lemari serbaguna dan minimalis. Artinya, setiap pakaian baru yang Anda beli harus bisa menciptakan minimal 5 pakaian berbeda dengan barang yang sudah Anda miliki.
Apa saja 3 R dalam fashion?
Mode 3 R adalah mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang. Prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip-prinsip dalam mempraktikkan fesyen yang ramah lingkungan dan beretika, dengan meminimalkan jumlah pakaian yang Anda beli, memperpanjang masa pakai pakaian Anda, dan menemukan cara untuk menggunakan kembali atau membuangnya secara bertanggung jawab.
Apa yang dimaksud dengan tren vs siklus dalam mode?
Trend adalah suatu arah umum atau pergerakan fashion yang populer dalam kurun waktu tertentu. Siklus adalah proses bagaimana suatu tren muncul, tumbuh, mencapai puncaknya, menurun, dan menjadi usang seiring berjalannya waktu.
Mengapa mode bersifat siklus?
Fashion bersifat siklus karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti budaya, sejarah, teknologi, media, dan perilaku konsumen. Faktor-faktor ini berubah seiring waktu dan menciptakan tuntutan dan preferensi baru terhadap fashion. Fashion juga berulang karena nostalgia, inspirasi, dan inovasi.
Seberapa sering tren dalam mode berubah?
Tidak ada jawaban pasti mengenai seberapa sering tren berputar dalam mode, karena tren yang berbeda memiliki rentang hidup dan frekuensi yang berbeda. Namun, beberapa peneliti berpendapat bahwa tren fesyen cenderung berulang setiap 20 tahun, sementara peneliti lain mengamati bahwa tren saat ini jauh lebih pendek dan sulit diprediksi dibandingkan masa lalu.
Ringkasan
Siklus hidup tren fesyen mencerminkan masyarakat kita yang dinamis, yang dibentuk oleh berbagai pengaruh eksternal, mulai dari dinamika media sosial hingga pergeseran budaya global. Faktor-faktor ini secara konsisten membentuk narasi fesyen, menentukan naik turunnya, dominasi, dan akhirnya penurunan tren dalam bidang gaya.