Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) sipil Myanmar dan kelompok anti-rezim sekutu telah mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa dan masyarakat internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban Topan Yagi.
Badai terkuat di Asia tahun ini dan banjir serta tanah longsor yang menyusulnya telah menyebabkan sedikitnya 1.000 warga sipil tewas dan hilang di wilayah Mandalay dan Bago serta negara bagian Shan dan Karenni dan berdampak pada sekitar 700.000 orang, menurut Kementerian Urusan Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana NUG, Serikat Nasional Karen, Partai Progresif Nasional Karenni, dan Front Nasional Chin.
Rumah, jalan, jembatan, infrastruktur penting, lahan pertanian dan ternak telah musnah akibat banjir, demikian pernyataan bersama mereka pada hari Selasa.
Mereka menghimbau PBB, Uni Eropa, ASEAN dan organisasi internasional untuk membantu warga sipil menanggung beban ganda akibat bencana alam dan bencana buatan manusia di tengah konflik yang sedang berlangsung.
Pernyataan itu menyerukan pemantauan distribusi bantuan untuk menghindari jatuh ke tangan junta.
Dr Win Myat Aye, menteri bantuan kemanusiaan NUG, mengatakan kepada The Irrawaddy: “Kami memperkirakan jumlah korban dan warga sipil yang hilang akan mencapai lebih dari 1.000 orang. Di Desa Thabyaybin saja di Kotapraja Yamethin, Wilayah Mandalay, jumlah korban tewas dan hilang mencapai lebih dari 800 orang.”
Pernyataan itu mengatakan kementerian NUG dan sekutu bersenjatanya bekerja untuk membantu korban banjir dan memberikan bantuan darurat.
Bantuan yang cukup besar akan dibutuhkan untuk memulihkan perawatan kesehatan, air dan sanitasi lingkungan serta membangun kembali rumah dan bangunan lainnya, kata pernyataan itu.
Pernyataan itu memuji organisasi sosial dan relawan yang bekerja pada upaya bantuan.
Win Myat Aye memperingatkan akan adanya lebih banyak badai bulan ini dan meminta warga untuk memperhatikan ramalan cuaca.
“Warga Karenni, Karen, dan Mon harus waspada terhadap ancaman badai berikutnya serta risiko tanah longsor dan erosi,” kata Dr. Win Myat Aye.
Pada hari Senin, Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan memperkirakan ada lebih dari 631.000 korban banjir di Myanmar.
Rezim pada Senin malam melaporkan 226 orang tewas dan 77 orang hilang akibat banjir.