Rezim Myanmar mengakui pasukannya membunuh seorang biksu Buddha berusia 78 tahun pada hari Rabu setelah media junta mengklaim adanya penyergapan perlawanan. bertentangan oleh biksu lain di tempat kejadian.
Sayadaw Bhaddanta Munindabhivamsa, pensiunan anggota Komite Sangha Nayaka Negara, otoritas Buddhis tertinggi di Myanmar, ditembak mati oleh pasukan junta di dekat Bandara Internasional Mandalay di Kotapraja Tada-U, Wilayah Mandalay.
Media junta awalnya menuduh kelompok perlawanan membunuh kepala biara Win Neinmitayon di Wilayah Bago dengan ranjau darat.
Biksu lainnya, Bhaddanta Gunikabhivamsa, kepala biara Pusat Pembelajaran Buddhisme Kanthonhsint di Kotapraja Mingaladon, Yangon, dan sopir U Kyaw Win terluka dalam serangan itu.
Bhaddanta Gunikabhivamsa mengatakan dalam sebuah video online saat Sayadaw Bhaddanta Munindabhiwamsa dibaringkan pada hari Kamis di Bago bahwa tentara junta di dalam truk dibuka api di mobil mereka.
Dia mengatakan para prajurit mengakui bahwa mereka mengira mobil itu berisi pejuang perlawanan.
Juru bicara Junta Mayor Jenderal Zaw Min Tun mengakui pada hari Jumat bahwa pasukan rezim bertanggung jawab.
“Pasukan keamanan kami yang berada di dalam truk meneriaki kendaraan tersebut dan melepaskan tembakan peringatan agar kendaraan tersebut menepi. Petugas keamanan melepaskan tembakan ke arah kendaraan yang bergerak dari belakang,” ujarnya.
Juru bicara itu mengatakan para perwira senior sedang melakukan penyelidikan dan tindakan akan diambil.