Tidak ada perjanjian besar baru antara Aliansi Persaudaraan etnis bersenjata Myanmar dan junta yang dicapai selama putaran terakhir perundingan perdamaian yang ditengahi oleh Tiongkok, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Perwakilan dari Tentara Arakan (AA) dari aliansi tripartit, Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA) dan Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA) bertemu dengan delegasi rezim di Kunming selama tiga hari perundingan yang berakhir pada hari Minggu.
Pertemuan tersebut menindaklanjuti pembicaraan damai yang dimediasi Beijing pada Januari lalu berujung pada gencatan senjata antara pasukan junta dan aliansi di Negara Bagian Shan bagian utara, yang berbatasan dengan Tiongkok. Sebelum perundingan pada bulan Januari, aliansi tersebut telah merebut pusat perdagangan perbatasan yang dikendalikan rezim dan sebagian besar wilayah utara Negara Bagian Shan setelah melancarkan serangan Operasi 1027 pada akhir Oktober tahun lalu.
Selama pembicaraan bulan Januari, kedua belah pihak sepakat untuk membahas pengerahan pasukan dan perdagangan perbatasan pada pertemuan mendatang.
Orang-orang yang mengetahui putaran terakhir perundingan tersebut mengatakan pada hari Senin bahwa perundingan mengenai dimulainya kembali perdagangan perbatasan dengan Tiongkok mendominasi pertemuan tersebut.
“Tetapi rezim bersikeras bahwa pasukan aliansi menarik diri dari zona perdagangan perbatasan dan perdagangan perbatasan harus dikelola oleh pemerintah, bukan oleh kelompok bersenjata. Tidak ada kesepakatan yang dibuat,” kata seorang sumber.
Tuntutan junta agar pasukan aliansi menarik diri dari wilayah lain yang mereka duduki di Negara Bagian Shan utara juga ditolak, tambah sumber itu.
“Pada dasarnya tidak ada terobosan dalam pertemuan tersebut.”
Wakil Komandan AA Brigadir Jenderal Nyo Tun Aung membenarkan aliansi tersebut telah mengadakan putaran baru perundingan dengan junta selama konferensi pers pada hari Senin.
Dia mengatakan topik yang dibahas termasuk mempertahankan gencatan senjata, memberantas industri penipuan siber di perbatasan, dan operasi di zona perdagangan perbatasan, namun menolak memberikan rinciannya.
“Para anggota aliansi akan memutuskan rincian apa yang akan diungkapkan dari pertemuan tersebut selama beberapa minggu mendatang,” katanya ketika didesak untuk mengatakan apakah ada kesepakatan yang telah dicapai selama pembicaraan tersebut.
AA telah memerangi pasukan junta di Negara Bagian Rakhine, Myanmar barat sejak November, dan merebut kota-kota di utara saat mereka bergerak menuju ibu kota negara bagian, Sittwe.
Wakil Komandan AA mengatakan gencatan senjata yang dimediasi Tiongkok hanya mencakup pasukan AA yang aktif di Negara Bagian Shan bagian utara.
“Ini hanya untuk pasukan kami di Negara Bagian Shan bagian utara dan tidak ada hubungannya dengan AA di Rakhine,” katanya.