Serangan drone junta Myanmar terhadap pangkalan Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA) di Negara Bagian Shan utara menewaskan satu tentara TNLA dan melukai empat lainnya pada hari Selasa, menurut kelompok bersenjata tersebut.
Dua pesawat tak berawak menghantam pangkalan desa TNLA Hsum Hsai di Kotapraja Naunghkio diikuti oleh tiga peluru penembakan dari pangkalan junta di Ohnmatee, kata kelompok itu.
Pada tanggal 9 Juni, pemboman junta terhadap desa Manpein dan Pantin di Kotapraja Mongmit, dilaporkan dengan bom seberat 500 pon, melukai empat tentara TNLA dan tiga warga sipil.
Juru bicara TNLA Lway Yay Oo melaporkan lebih dari 40 serangan artileri di wilayah TNLA di kota-kota Mogoke, Mongmit, Kyaukme dan Naunghkio di negara bagian Shan utara setelah gencatan senjata yang ditengahi Tiongkok pada pertengahan Januari.
“Pasukan Junta menargetkan pasukan TNLA dan warga sipil di wilayah kami,” kata Lway Yay Oo kepada The Irrawaddy, seraya menambahkan bahwa serangan kemarin merupakan pelanggaran lain terhadap gencatan senjata Tiongkok.
Dia mengatakan TNLA belum menanggapi serangan junta tersebut.
TNLA adalah anggota Aliansi Persaudaraan dengan Tentara Aliansi Nasional Demokrat Myanmar dan Tentara Arakan yang melancarkan Operasi 1027 pada Oktober tahun lalu, merebut sebagian besar wilayah di sepanjang perbatasan Tiongkok.
TNLA kini menguasai tujuh kota.
Berdasarkan gencatan senjata, Aliansi Persaudaraan setuju untuk menghentikan serangan sementara rezim mengatakan akan menghentikan serangan udara dan penembakan.
Warga khawatir akan kembalinya konflik di tengah laporan pasokan dan bala bantuan junta tiba di kotapraja Lashio, Kyaukme dan Mongmit.
Pasukan Aliansi Persaudaraan juga telah dikerahkan di sekitar Lashio, tempat markas Komando Timur Laut junta dan banyak markas batalion lainnya bermarkas, menurut warga.